Selama Februari 2011 ini sudah 27 kali terjadi gempa bumi skala kecil di wilayah Indonesia. Kondisi seperti ini diperkirakan bakal terus terjadi.
“Gempa berskala kecil diperkirakan bakal terus terjadi. Tapi kalau gempa berskala besar belum dapat diketahui,’’ ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sri Woro Budiati Harijono, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta.
Tapi, lanjutnya, masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsunami karena gempanya tidak berkekuatan besar. Kecuali di daerah yang rawan gempa serta yang memiliki histori gempa yang berkelanjutan.
“Tapi di daerah yang pernah terjadi gempa yang berskala besar perlu diwaspadai. Sebab, bisa saja terulang kembali,” tambahnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Daerah mana saja yang rawan terjadi gempa bumi berskala kecil itu?
Sebenarnya hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi untuk gempa bumi berkekuatan kecil. Tapi yang rawan adalah meliputi Barat Daya Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
Tapi masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsunami dan tidak berkekuatan besar.
Tahun lalu berapa kali terjadi gempa bumi di negeri kita?
Menurut grafik frekuensi gempa bumi yang terjadi tahun 2010 untuk 4,9 skala ricther sudah terjadi 5.721. Pada tahun ini kemungkinan masih sama atau bahkan lebih.
Apakah ada indikasi untuk gempa berkekuatan besar?
Untuk jangka pendek ini bisa diketahui kapan akan terjadinya. Tapi kalau dalam jangka panjang bisa diperkirakan bahwa di daerah yang pernah terjadi gempa besar, berpeluang terjadi kembali.
Mengapa gempa skala kecil sering terjadi akhir-akhir ini?
Gempa-gempa kecil terjadi hampir sepanjang tahun, data menyebutkan di Indonesia jumlah gempa bumi terjadi antara 3.000 sampai 4.000 per tahun. Rata-rata 10 kejadian per hari. Bahkan tahun lalu mencapai 5.721.
Gempa-gempa tersebut hanya terdeteksi oleh seismograph saja. Sedangkan yang dirasakan di atas 5,5 skala richter, sekitar 100 kali per tahun.
Bagaimana BMKG menyikapi hal ini?
BMKG mengoperasikan 160 sensor seismic yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia plus sekitar 20 sensor seismik yang terbagi atas 6 mini regional dan dimonitor 24 jam sehari.
Dengan demikian, kejadian-kejadian gempa di Indonesia akan selalu terpantau . Meski demikian ada daerah-daerah yang magnitudo gempanya di bawah 3 skala richter, sehingga tidak bisa dimonitor dengan baik dengan jaringan BMKG. Dalam hal ini jika terjadi secara spesifik, maka BMKG akan mengirim tim survei gempa untuk memonitor ke lokasi tersebut. Contohnya kasus gempa bumi Trenggalek.
Apakah sudah dilakukan imbauan ke masyarakat yang berada di daerah rawan gempa?
Sosialisasi untuk menghadapi gempa bumi sudah banyak dilakukan. Tidak hanya melibatkan BMKG, namun juga institusi lain seperti LIPI, ESDM, perguruan tinggi dan dilakukan melalui talk show, kunjungan ke sekolah, temu muka, juga latihan-latihan.
Pada dasarnya gempa itu sendiri tidak membunuh, tetapi adanya korban karena keruntuhan bangunan yang kondisinya tidak cukup baik untuk tahan terhadap guncangan gempa. Maka, diimbau kepada masyarakat, agar jika membangun rumah atau fasilitas umum dapat mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat, tentang aturan membangun di wilayah itu. Masyarakat harus mengerti dan memahami tentang gempa bumi dan dampaknya, serta cara meyelamatkan diri.
Apakah gempa bumi berskala kecil ini akan terus terjadi?
Gempa bumi akan selalu terjadi selama dinamika dalam bumi (terjadinya pergerakan relatif antar lempeng tektonik) masih terjadi. Tidak hanya terbatas pada gempa kecil, namun juga gempa besar dan gempa dahsyat.
Apakah sudah bisa diprediksi gempa bumi yang berdampak tsunami?
Gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa bumi besar dengan kriteria: terjadi di laut, magnitudenya 7,0 skala richter ke atas, dan kedalaman sumber gempanya kurang dari 100 km. Dengan demikian, gempa-gempa kecil dengan magnitude kurang dari 5,0 tidak berpotensi menimbulkan tsunami. (Wawancara saya dengan Sri Woro)
“Gempa berskala kecil diperkirakan bakal terus terjadi. Tapi kalau gempa berskala besar belum dapat diketahui,’’ ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sri Woro Budiati Harijono, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta.
Tapi, lanjutnya, masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsunami karena gempanya tidak berkekuatan besar. Kecuali di daerah yang rawan gempa serta yang memiliki histori gempa yang berkelanjutan.
“Tapi di daerah yang pernah terjadi gempa yang berskala besar perlu diwaspadai. Sebab, bisa saja terulang kembali,” tambahnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Daerah mana saja yang rawan terjadi gempa bumi berskala kecil itu?
Sebenarnya hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi untuk gempa bumi berkekuatan kecil. Tapi yang rawan adalah meliputi Barat Daya Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
Tapi masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsunami dan tidak berkekuatan besar.
Tahun lalu berapa kali terjadi gempa bumi di negeri kita?
Menurut grafik frekuensi gempa bumi yang terjadi tahun 2010 untuk 4,9 skala ricther sudah terjadi 5.721. Pada tahun ini kemungkinan masih sama atau bahkan lebih.
Apakah ada indikasi untuk gempa berkekuatan besar?
Untuk jangka pendek ini bisa diketahui kapan akan terjadinya. Tapi kalau dalam jangka panjang bisa diperkirakan bahwa di daerah yang pernah terjadi gempa besar, berpeluang terjadi kembali.
Mengapa gempa skala kecil sering terjadi akhir-akhir ini?
Gempa-gempa kecil terjadi hampir sepanjang tahun, data menyebutkan di Indonesia jumlah gempa bumi terjadi antara 3.000 sampai 4.000 per tahun. Rata-rata 10 kejadian per hari. Bahkan tahun lalu mencapai 5.721.
Gempa-gempa tersebut hanya terdeteksi oleh seismograph saja. Sedangkan yang dirasakan di atas 5,5 skala richter, sekitar 100 kali per tahun.
Bagaimana BMKG menyikapi hal ini?
BMKG mengoperasikan 160 sensor seismic yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia plus sekitar 20 sensor seismik yang terbagi atas 6 mini regional dan dimonitor 24 jam sehari.
Dengan demikian, kejadian-kejadian gempa di Indonesia akan selalu terpantau . Meski demikian ada daerah-daerah yang magnitudo gempanya di bawah 3 skala richter, sehingga tidak bisa dimonitor dengan baik dengan jaringan BMKG. Dalam hal ini jika terjadi secara spesifik, maka BMKG akan mengirim tim survei gempa untuk memonitor ke lokasi tersebut. Contohnya kasus gempa bumi Trenggalek.
Apakah sudah dilakukan imbauan ke masyarakat yang berada di daerah rawan gempa?
Sosialisasi untuk menghadapi gempa bumi sudah banyak dilakukan. Tidak hanya melibatkan BMKG, namun juga institusi lain seperti LIPI, ESDM, perguruan tinggi dan dilakukan melalui talk show, kunjungan ke sekolah, temu muka, juga latihan-latihan.
Pada dasarnya gempa itu sendiri tidak membunuh, tetapi adanya korban karena keruntuhan bangunan yang kondisinya tidak cukup baik untuk tahan terhadap guncangan gempa. Maka, diimbau kepada masyarakat, agar jika membangun rumah atau fasilitas umum dapat mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat, tentang aturan membangun di wilayah itu. Masyarakat harus mengerti dan memahami tentang gempa bumi dan dampaknya, serta cara meyelamatkan diri.
Apakah gempa bumi berskala kecil ini akan terus terjadi?
Gempa bumi akan selalu terjadi selama dinamika dalam bumi (terjadinya pergerakan relatif antar lempeng tektonik) masih terjadi. Tidak hanya terbatas pada gempa kecil, namun juga gempa besar dan gempa dahsyat.
Apakah sudah bisa diprediksi gempa bumi yang berdampak tsunami?
Gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa bumi besar dengan kriteria: terjadi di laut, magnitudenya 7,0 skala richter ke atas, dan kedalaman sumber gempanya kurang dari 100 km. Dengan demikian, gempa-gempa kecil dengan magnitude kurang dari 5,0 tidak berpotensi menimbulkan tsunami. (Wawancara saya dengan Sri Woro)
0 komentar:
Posting Komentar