Rabu, 09 Maret 2011

Sri Woro Budiati Harijono: Gempa Bumi Skala Kecil Diperkirakan Terus Terjadi (Minggu, 27 Februari 2011)

Selama Februari 2011 ini sudah 27 kali terjadi gempa bumi skala kecil di wilayah Indonesia. Kondisi seperti ini diperkirakan bakal terus terjadi.

“Gempa berskala kecil diper­kirakan bakal terus terjadi. Tapi ka­lau gempa berskala besar be­lum dapat diketahui,’’ ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sri Woro Budiati Harijono, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta.

Tapi, lanjutnya, masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsu­nami karena gem­panya tidak ber­kekuatan besar. Kecuali di daerah yang rawan gempa serta yang memiliki his­tori gempa yang berkelanjutan.

“Tapi di daerah yang pernah terjadi gempa yang berskala besar perlu diwaspadai. Sebab, bisa saja terulang kembali,” tam­bahnya.

Berikut ku­tipan se­lengkapnya:

Daerah mana saja yang ra­wan terjadi gempa bumi ber­skala kecil itu?     
Sebenarnya hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi untuk gempa bumi berkekuatan kecil. Tapi yang rawan adalah meliputi Barat Daya Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa­ Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.

Tapi masyarakat tidak perlu khawatir, karena tidak berpotensi tsunami dan tidak berkekuatan besar.

Tahun lalu berapa kali ter­jadi gempa bumi di negeri kita?
Menurut grafik frekuensi gempa bumi yang terjadi tahun 2010 untuk 4,9 skala ricther su­dah terjadi 5.721. Pada tahun ini kemungkinan masih sama atau bahkan lebih.

Apakah ada indikasi untuk gempa berkekuatan besar?
Untuk jangka pendek ini bisa diketahui kapan akan terjadinya. Tapi kalau  dalam jangka panjang bisa diperkirakan bahwa di daerah yang pernah terjadi gempa besar, berpeluang terjadi kembali.

Mengapa gempa skala kecil sering terjadi akhir-akhir ini?
Gempa-gempa kecil terjadi hampir sepanjang tahun, data menyebutkan di Indonesia jum­lah gempa bumi terjadi antara 3.000 sampai 4.000 per tahun. Rata-rata 10 kejadian per hari. Bahkan tahun lalu mencapai 5.721.

Gempa-gempa tersebut hanya terdeteksi oleh seismograph saja. Sedangkan yang dirasakan di atas 5,5 skala richter, sekitar 100 kali per tahun.

Bagaimana BMKG menyi­kapi hal ini?
BMKG mengoperasikan 160 sensor seismic yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia plus sekitar 20 sensor seismik yang terbagi atas 6 mini regional dan dimonitor 24 jam sehari.

Dengan demikian, kejadian-kejadian gempa di Indonesia akan selalu terpantau . Meski demikian ada daerah-daerah yang mag­nitudo gempanya di bawah 3 skala richter, sehingga tidak bisa dimonitor dengan baik dengan jaringan BMKG. Dalam hal ini jika terjadi secara spesifik, maka BMKG akan mengirim tim survei gempa untuk memonitor ke lokasi tersebut. Contohnya ka­sus gempa bumi Trenggalek.

Apakah sudah dilakukan im­­bauan ke masyarakat yang ber­ada di daerah rawan gempa?
Sosialisasi untuk menghadapi gempa bumi sudah banyak di­laku­kan. Tidak hanya melibat­kan BMKG, namun juga insti­tusi lain seperti LIPI, ESDM, perguruan tinggi dan dilakukan melalui talk show, kunjungan ke sekolah, temu muka, juga la­tihan-latihan.

Pada dasarnya gempa itu sen­diri tidak membunuh, tetapi adanya korban karena keruntuhan bangunan yang kondisinya tidak cukup baik untuk tahan terhadap guncangan gempa. Maka, di­imbau kepada masyarakat, agar jika membangun rumah atau fasilitas umum dapat mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat, ten­tang aturan membangun di wila­yah itu. Masyarakat harus mengerti dan memahami tentang gempa bumi dan dampaknya, serta cara meyelamatkan diri.

Apakah gempa bumi ber­skala kecil ini akan terus ter­jadi?
Gempa bumi akan selalu ter­jadi selama dinamika dalam bumi (terjadinya pergerakan relatif antar lempeng tektonik) masih terjadi. Tidak hanya ter­batas pada gempa kecil, namun juga gempa besar dan gempa dahsyat.

Apakah sudah bisa dipre­diksi gempa bumi yang ber­dam­pak tsunami?
Gempa bumi yang berpotensi me­nimbulkan tsunami adalah gempa bumi besar dengan kri­teria: terjadi di laut, magnitu­denya 7,0 skala richter ke atas, dan kedala­man sumber gempa­nya kurang dari 100 km. Dengan demikian, gempa-gem­pa kecil dengan mag­nitude ku­rang dari 5,0 tidak ber­potensi menimbul­kan tsu­nami. (Wawancara saya dengan Sri Woro)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;