Berlatarbelakang keadaan politik 1965, dua manusia menjadi saksi Sejarah masa itu. Klise dengan kisah cinta, namun informatif.
Setia merupakan novel Faaqih Irfan Djailani dengan nama
pena Satyakala yang berjenis Roman. Novel ini berkisah tentang percintaan dua
insan yang berbeda latar belakang. Rini Wulandari merupakan perempuan cantik,
anak seorang pengusaha perkebunan kaya raya dan juga wanita karir sebagai sekretaris
karyawan swasta yang sukses. Sedangkan, Zainudin Hamid seorang pemuda rantau
lulusan SMA dari Solo. Mereka bertemu dimana keadaan politik pada tahun 1965
sedang memanas di Indonesia.
Jakarta pun menjadi panggung utama politik
perseteruan antara PKI dan lawan-lawannya. Perseteruan demikian terjadi ketika
Indonesia pada masa itu sedang menghadapi inflasi serta konfrotasi dengan
Malaysia. Ditengah-tengah perseteruan itu, bertemulah Rini dan Hamid yang
berbeda latar belakang dari segi pendidikan, ekonomi, maupun politik.
Percintaan keduanya mendapat banyak tantangan dari sekitar mereka.
Terjadinya peristiwa 1965 membuat keduanya terpisah.
Kemudian saling merindu dan berharap bertemu kembali. Hamid yang berlatar
belakang SMA merantau ke Jakarta bekerja sebagai juru ketik SOBSI. SOBSI
berdiri pada tahun 1947 dan bubar pada 1966 karena tudingan mempunyai hubungan
dekat dengan PKI oleh rezim Orde Baru (Djailani, 2012: 15). Bergabungnya Hamid
dengan SOBSI, namun ia justru
antikomunis.
Rini dan Hamid bertemu tidak sengaja di jalan. Saat
itu mobilnya mogok dan meminta bantuan kepada Hamid dan Leo yang sedang makan
cendol di pinggir jalan, berdekatan dengan mobilnya yang mogok. Leo merupakan
kawan Hamid yang lebih dulu bekerja di SOBSI. Melalui Leo, Hamid mendapat
pekerjaan menjadi juru ketik SOBSI. Setelah Hamid bertemu di pinggir jalan dan
memperbaiki mobil Rini yang mogok, Hamid pun selalu terngiang-ngiang wajah Rini
dan ia jatuh cinta. Namun, Leo tidak setuju karena Rini menurutnya adalah gadis
Kapitalis.
Alasan Leo mengatakan hal tersebut karena
representasi dari Rini yang membawa mobil mewah Chevrolet, pakaiannya, gaya
bicaranya, dan kekayaan melimpah adalah kapitalis. Sedangkan mereka adalah
SOBSI yang masih dibawah PKI. PKI menyebut orang-orang kapitalis sebagai
kontrarevolusi dan setan kota. Singkat cerita, dari perbedaan ideologi Rini dan
Hamid sangat bersebelahan. Namun karena cinta mereka yang kuat. Berbagai
rintangan hingga terpisah selama bertahun-tahun dengan Hamid.
Karena, ia melarikan diri dan menghilangkan
identitasnya dari kejaran tentara yang mengklaim dirinya PKI. Pada akhirnya,
selama 4 dekade berlalu mereka dipertemukan kembali dimasa tua dan menikah.
Namun, setelah mereka menikah kecelelakaan menimpa pasangan itu.
Latar cerita sebenarnya menarik untuk dikilas kembali oleh pembaca sebagai pengetahuan mengenai sejarah. Namun, penulis kurang akurat dalam menulis instansi yang dulu sebetulnya namanya berbeda dari sekarang dan juga percakapan-percakapan yang dirasa masih tidak layak sebagai percakapan masa 1965. Selain itu, cerita cinta dirasa tampak klise dengan alur yang cenderung cepat sehingga pembaca mudah menebak. Akan tetapi usaha penulis untuk mencari tahu sejarah 1965 perlu diberikan apresiasi yang besar. Dengan catatan perlu penyesuaian keakuratan kondisi masa itu dengan ceritanya.
0 komentar:
Posting Komentar