Selasa, 13 September 2011

Harfa Tour: Bisnis Muslim Tour Yang Menjanjikan

Ketika sedang ke luar negeri, acap kali kita sulit menemukan tempat ibadah dan makanan yang halal. Mecari masjid misalnya, harus pergi ke masjid yang hanya ada satu di daerah tertentu. Begitu pula makanan, banyak yang tidak pas untuk konsumsi umat Islam. Dahulu, pada tahun 2004 dialami oleh Ust. DR. H. Masyhari, SE., MM, CEO Harfatour.

Saat ia jalan-jalan ke Singapura, Hongkong, dan Malaysia, terutama di negeri-negeri yang muslimnya sedikit. Ia mengalami kesulitan untuk beribadah, mencari masjid, menentukan arah kiblat dan mencari makanan yang halal. "Kalau di Malaysia emang banyak, Singapura agak mendingan. Tapi tetep hampir tidak ada juga sebetulnya. Kalau di Hongkong memang sama sekali jarang," ujarnya Kepada Ageng Wuri R. A. dari GATRA, Selasa (09/08) di kantor Harfatour, Jalan Asem Baris Raya no. 4 Kebon Baru, Tebet, Jakarta 12830.

Dari pengalamannya itu, kemudian muncul ide untuk membuat Wisata Muslim bernama Harfatour. Harfatour Travel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perjalanan yang meliputi muslim tour, Haji Plus Umrah, paket wisata, Reservasi hotel, Penjualan Tiket, Transportasi, dan lain-lain. Dengan didukung tenaga-tenaga yang profesional akan menjadikan setiap perjalanan selalu nyaman, aman dan menyenangkan. "Akhirnya  saya bentuklah tour yang sifatnya muslim. Jadi  orang muslim itu tidak hanya sekedar jalan-jalan. Tidak sekedar buang-buang uang. Tetep bisa beribadah," ungkapnya.

H. Masyhari (49) merupakan orang baru di bidang usaha Wisata Muslim. Perusahaannya ini berdiri pada September 2010. Awalnya sebagai perjalanan biro perjalanan wisata yang berfokus pada Umrah dan Haji Plus serta pemesanan tiket dan Voucher Hotel. Diawal tahun 2011 PT. Harfa Hijau Wisata ini mulai mengeluarkan produk lainnya, yaitu Tour Domestik dan International yang 70% adalah paket Tour Moslem.

Saat ini, Harfatour sudah melayani wisata muslim ke berbagai tempat di Asia. Misalnya, yang paling populer China Muslim Tour, Hongkong, Bangkok, Beijing, Jepang, Korea, Shanghai, Australia, Malaysia, Singapura, hingga Turki. Untuk di dalam negeri Harfatour punya Lombok muslim tour, Padang, Bali, dan Yogyakarta. Namun, tidak memungkiri jika ada permintaan khusus dari konsumen ke negara yang tidak tertera dalam produk. Maka akan dilayani juga oleh Harfatour.

Soal harga, Harfatour cukup bersaing dengan yang lain. Karena lebih mengutamakan kenyamanan beribadah dalam perjalanan seseorang. Harga lebih mahal 5 % dibandingkan dengan wisata muslim konvesional. 5 % tersebut adalah kenyamanan beribadah, makanan yang halal, dan wisata ke tempat-tempat atau bangunan berbau sejarah Islam. Misalnya saja, untuk paket wisata Beijing dipatok dengan harga  8.450.000,- juta rupiah untuk dewasa per orang. Sedangkan anak seharga  8.370.000 juta rupiah. Wisata Hongkong lebih mahal karena meliputi Disneyland dan Macau dengan harga 9.900.000 juta rupiah per orang dewasa. Sedangkan anak-anak seharga 8.950.000.

Paket tersebut sudah termasuk tiket kelas Ekonomi Garuda Airlanes pulang pergi Jakarta-Hongkong, akomodasi satu kamar berdua, acara tour, transportasi, makanan dan minuman, tour leader dari Harfatour, Local Guide berbahasa Inggris atau Indonesia dan perlengkapan tour. Perlengkapan tour termasuk Travel bag, sampul tiket, sampul passport dan snack.

Paket Wisata muslim dalam usahanya ini, mementingkan ibadah sholat lima waktu dalam perjalanan. Selain itu juga ada Tausiyah dari Ustadz atau guide yang mengerti Agama. Ustadz sekaligus guide itu biasanya didatangkan dari Jakarta atau pun dari negara yang menjadi tempat tujuan. Mereka biasanya bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia. "Disamping bisnis saya padukan dengan ibadah. Agar yang mau pergi jalan-jalan itu tidak lupa daratan. Jadi dakwah dalam bisnis," terangnya. Karena setiap hari ia juga sebagai seorang mubalig atau pendakwah.

Bisnisnya dimulai dengan modal cukup besar. Karena memang dia sebelumnya adalah pemain cukup besar pula dalam dunia wirausaha. Modal tersebut adalah dari bisnisnya di bidang Jamu. Ia mengakui bahwa pertama kali sebulan, dua bulan sepi tapi ketika melakukan sebuah strategi promosi besar-besaran yang  luar biasa, sampai saat ini Harfatour tidak sepi dari konsumen.

Paket pertama yang dibuka adalah China Muslim. Bersamaan pembukaan itu, banyak konsumen yang mendaftar di setiap minggu. Misalnya, dalam seminggu  saja, harfatour sudah mengantongi konsumen 20 orang yang ingin pergi berwisata muslim. Kemungkinannya sebulan bisa sampai hingga 80 orang. Konsumen yang ramai datang pada saat liburan sekolah dan liburan Lebaran. "Lebaran kan libur nasional. Kalau yang biasa-biasa itu orang-orang kaya biasa. Terkadang dua keluarga jadi satu," ujarnya.

Bahkan bisnis umrohnya relatif kurang peminat. Karena, menurutnya kondisi umrah dan haji jauh memprihtainkan dengan yang lain di Indonesia. Ia tidak mengerti apa penyebabnya. Padahal sebagai ibadah yang justru mengarah kepada kebaikan dan perbaikan moral malah profesional.

Kemudian, selama 10 bulan bisnis ini digandrungi banyak peminat. Perjalanan Harfatour dengan peminat yang banyak tidak ada satupun perjalanan yang tertunda. Keterlambatan tidak begitu berarti. " Paling hanya tertunda 1 jam," katanya. Konsumen Harfatour selain dari Muslim, juga ada yang Non Muslim. Semua ikut dengan wisata Non Muslim dan belum pernah ada yang ikut wisata Muslim.

Semenjak promosi besar-besaran itu, ia banyak ditawari instansi pemerintah maupun swasta. Mereka menawarkan membeli tiket sebulan antara 750 hingga 1 miliar rupiah dengan kwitansi ganda yang diberikan kepada anak buahnya. Namun, menurut H. Masyhari tidak benar hal itu. Karena dia tidak ingin melakukan bisnis dengan cara membantu orang, seperti itu adalah culas. Yang ia inginkan adalah bisnis dengan hati nurani yang tulus. "Karena yang buat orang sukses itu bukan cuma semata-mata karena culas. Kalau saya punya prinsip bisnis saya sukses itu karena ada ikut campur tangan Tuhan yang banyak orang tidak meyakini. Jadi kalau saya meyakini itu," tegasnya.

Pria kelahiran Demak, 09 Juli 1962 ini tidak memiliki ketakutan untuk gagal dalam menjalankan bisnis Wisata Muslim ini. Karena ia percaya bahwa umat Islam itu memiliki dua kekuatan. Pertama adalah kekuatan konvensional dan spiritual. Kekuatan konvesional jika bisnis dilakukan dengan sebenar-benarnya dan diberikan kepada ahlinya. "Nah kan jelas konsep Islam, dalam hadisnya bahwa segala sesuatu kalau bukan diserahkan oleh ahlinya pasti bangkrut," jelasnya.

Sedangkan kekuatan spiritual bisnis dilakukan dengan ibadah dan sholat. Menurutnya, cara-cara ke dukun tidak baik. Karena dapat membunuh bisnis kita sendiri. Dengan sholat, jujur terhadap diri sendiri, Tuhan, manusia, dan perusahaan lain serta selalu berbuat baik terhadap siapa saja, maka bisnis akan sukses. "Jika konsep-konsep spiritual ini kita lakukan. Kekuatannya akan mendukung yang lain. Nggak ada istilah rasa takut dan bangkrut, karena ada campur tangan Tuhan," ungkapnya.

Keyakinan itu yang membuat bisnisnya sampai saat ini sukses. Sehingga jika dirata-rata sampai 10 bulan ini, ia meraup berkisar antara 1 hingga 1,5 miliar. Dan mungkin ke depannya akan bertambah. Jika rencana untuk menjadikan tour moslem nomor satu di dunia dengan cara membuka franchise di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia berhasil. Saat ini ia pun sedang mencari orang yang ahli di bidang franchise.

Beliau adalah lulusan S3 Ilmu Manajemen Marketing di Universitas Borobudur. Oleh karena itu ia pandai mengatur karyawannya. Karyawan diberi target pencapaian yang baik olehnya. Selain itu, ia juga menanamkan pelayanan wisata muslim kepada karyawannya dengan pelayanan konvensional dan spiritual.
Jika cara kerja karyawannya tidak jelas maka ia akan memecat paling lama dalam waktu tiga bulan. "Sebulan pun cara kerjanya nggak jelas saya pecat," ujarnya

H. Masyhari memiliki ketegasan dalam kepemimpinan perusahaannya. Selain tegas kepada karyawan ia juga berpegang teguh pada prinsip bisnisnya, yaitu kejujuran. Hingga pada saat waktu, ia pernah memecat direktur Harfatour. Mantan direktur Harfatour tersebut dipecat karena ia telah membawa konsumen Harfatour secara diam-diam ke luar negeri. Dan hasil pembayaran Harfa dibagi dua. Satu untuk Direktur tersebut dan satu lagi untuk Harfatour.

Padahal Direktur tersebut pamit untuk cuti operasi kepala karena sering pusing-pusing.  Di lain tempat ia juga sedang membawa konsumen pergi dan ada salah satu orang yang mengadu kepadanya. Kemudian malamnya pun ia dikasih mimpi bertengkar dengan direkturnya. "Ternyata dia cutinya ke luar negeri dan bawa jamaah melalui Harfa. Itulah orang yang memiliki kekuatan spiritual. Tuhan akan tunjukkan mana orang yang baik dan nggak," ungkapnya. Karyawan sebagai aset perusahaan, dikatakan H. Masyhari memang benar. Tetapi selama karyawan itu jujur dan tahu mana hak dan kewajibannya. Bukan seperti karyawannya yang tadi. Tidak jujur dan korupsi.

Untuk membangun kepercayaan, dosen S2 Marketing di Universitas Mpu Tantular ini mengatakan bahwa ia tidak setengah-setengah bekerja sama dengan travel luar negeri. Harfatour membayar tunai untuk sewa mobil dan lainnya ke travel destinasi yang menjadi tujuan. Bahkan ia sendiri sering untuk datang ke tempat-tempat tersebut agar kenal lebih dalam. Karena staf-stafnya secara personel sudah banyak yang kenal dekat dengan travel di luar negeri. Disamping itu Harfatour juga pernah tukeran turis dengan travel di luar negeri. Ada yang dari China dan Jepang.

Ada tips-tips khusus yang diberikan H. Masyhari kepada peminat wisata muslim. Dengan cara memilih wisata muslim yang benar-benar memiliki pemilik atau pelaku usaha yang berlatar belakang muslim. "Kalau mereka latar belakangnya nggak ada terus ikut-ikutan kan pasti asal aasaln dan benar-benar memiliki komitmen untuk berdakwah," ujanrya.Selain itu, dengan bertanya kepada operator wisata untuk mengenal lebih dalam program ibadah dalam perjalanan. "Tapi biasanya ada jadwal juga, tapi bagaimana nantinya dia melaksanakan atau nggak," tuturnya. Maka dari itu, menurutnya, biasanya orang akan tahu dari cerita-cerita orang lain yang pernah berwisata muslim.

H. Masyhari tidak takut banyak pesaing. Karena, katanya, selama orang suka bersaing dengan tangguh, tidak takut, gentar dan mundur menghadapi persaingan akan semakin besar. Itu merupakan janji Allah SWT juga yang ada di dalam Al-Qur'an. "Bila anda menemukan pesaing atau musuh atau pesaing bisnis lakukan dengan cara yang tangguh, dengan cara strategi yang baik dan selalu ingat kepada Tuhan," lanjutnya. Selain itu juga pangsa pasarnya besar, yang sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim. Jadi tidak perlu takut adanya pesaing. Karena sama-sama berbisnis.

Bisnis Jamu Sejak SMA

Ust. DR. H. Masyhari, SE., MM, bukanlah pemain baru dalam dunia bisnis. Buktinya saja, ia pernah membangun bisnis Jamu bermerek dagang Suzhi yang sempat menjadi besar di tahun 1996. Saat itu ia berumur 34 tahun. Namun, ia juga pernah mengalami kegagalan pada tahun 1998, karena ijinnya itu dicabut oleh BPOM. Pencabutan tersebut akibat dari kebandelannya artinya aturan-aturan BPOM tak pernah ia perhatikan.

Bakat bisnisnya itu sebetulnya sudah ia terapkan pada saat SMA di Bukit Duri, tahun 1981. Ia memulai sebagai dagang koran, minyak tanah, dan jadi sales. Kemudian, pada tahun 1982 ia naik kelas 3 dan masuk ke dalam jurusan IPA di sekolahnya, muncul ide membuat jamu dari belajar tumbuh-tumbuhan dan akar-akaran yang mengandung banyak manfaat pengobatan. Daripada menjadi sales, ia langsung berpikir untuk menjual jamu.

Bisnis jamu dimulai dengan sederhana oleh Masyhari muda di kos-kosannya sendiri di Jakarta. Secara terus menerus ia jalani, hingga semakin merajalela. Seluruh apotik, ia isi semua dengan jamu. Sampai suatu saat ia dirazia dan digerebek BPOM. "Loh yang punya bapaknya mana," ujarnya sambil menirukan BPOM. Langsung ia menjawab yang punya saya sendiri dan Bapak saya di kampung.

BPOM tak gentar bertanya lagi, ini usaha kamu sendiri. "Saya bilang gini, Kalau Bapak ingin ngasih saya ongkos sekolah sih nggak paapa, saya berhenti, saya nggak maling, nggak nyolong, nggak bayar, Ibu saya minum jamu ini, bapak saya minum jamu ini, mereka nggak mati, masa saya jualan nggak boleh, siapa pak yang bilang nggak boleh," ungkapnya. Pada saat itu, ia disuruh BPOM untuk ijin, namun karena ia tidak punya uang apa daya. Ijin dari BPOM pertama kali yang ia dapatkan adalah tahun 1996 dan sudah mempunyai rumah sendiri.

Sampai pada tahun 2000, berhasil lagi karena kemasan jamunya berbeda. Di tahun depannya, 2001, ia jatuh lagi karena pencabutan dari BPOM bahwa jamunya mengandung kimia. Sehingga tidak boleh dikonsumsi masyarakat. Akhirnya ia merenung sendiri dan menemukan titik terang kegagalannya. Ia menyadari bahwa kesuksesannya terdahulu ia memang sering ibadah tetapi sholat sering terlambat. Orang tua setahun sekali ia perhatikan. Begitu pula dengan tetangganya, tak pernah ia pedulikan kecuali pada saat lebaran dan dengan birokrat atau BPOM, ia datang kalau dipanggil saja. Disitulah ia sadar bahwa akan memperbaiki diri pada keempat hal tadi. "TErnyata jauh lebih handal mendukung konvensional," ujanrya. Di tahun 2001 inilah, ia membangun perusahaan baru, antara lain Suzhi, Jagasi, Oksi, dan Jiwo.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;